Senin, 12 Mei 2014

STUDY DAY DELKIT NUSRA

 Para Pemateri dalam seminar Hari Studi Kitab Suci: P. Lukas Djua, SVD,
Bpk. Y.M.Seto Marsunu dan Rm. Valens Boy, Pr.
Pada hari ketiga Pertemuan Delegatus Kitab Suci (Temu Delkit) Regio Nusa Tenggara, Senin, 12 Mei 2014, diadakan kegiatan seminar Studi Kitab Suci (disebut sebagai Hari Studi Kitab Suci). Kegiatan ini dimaksudkan bukan hanya mendalami tema Kitab Suci  tetapi juga membahas masalah aktual yang terjadi di Nusa Tenggara dan merefleksikannya dalam terang Firman Allah. Hari Studi ini menghadirkan tiga Pakar Kitab Suci yakni Bapak Y.M. Seto Marsunu dari Lembaga Biblika Indonesia; P. Lukas Djua, SVD dari STFK Ledalero dan Rm. Valens Boy, Pr, dari Seminari Tinggi St. Mikhael Penfui Kupang.

Pertemuan diawali tepat jam 8.00. Tiga ahli Kitab Suci masing-masing membawakan materi bertemakan “Keluarga yang Beribadah Seturut Sabda Allah”. Pembicara pertama Rm Mikhael Valens Boy, Pr membahas tentang peran Sabda Allah Dalam Keluarga. Menurut Dosen Kitab Suci Fakultas Filsafat Agama UNWIRA Kupang ini, di tengah berbagai persoalan yang dihadapi keluarga-keluarga dewasa ini, Kitab Suci hendaknya menjadi sandaran utama. Firman Tuhan harus senantiasa dihayati dalam kehidupan keluarga sehari-hari. Dilanjutkan dengan materi dari pembicara kedua, P Lukas Djua, SVD yang membahas tentang Human Trafficking dalam Perspektif Kitab Suci. Kasus perdagangan manusia semakin marak akhir-akhir ini. Orang-orang kristen hendaknya belajar dari kisah Abraham dalam Kitab Suci. Abraham pergi meninggalkan tanah kelahirannya sendiri pertama-tama karena mengikuti panggilan Allah. Migrasi dan merantau sebenarnya adalah hak setiap orang. Akan tetapi migrasi ke daerah lain mestinya berdasarkan alasan dan motivasi yang jelas. Tanpa itu seseorang gampang tertipu dan mudah diperdagangkan. Motivasi bermigrasi dan merantau semata karena dorongan kesulitan ekonomis, ditambah dengan pengetahuan yang kurang memadai menjadi pemicu terbesar terjadinya perdagangan manusia. 

Pembicara berikutnya, Bpk Y.M Seto Marsunu membahas tentang Ibadah Keluarga dalam Kitab Suci Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Melalui Sakramen perkawinan, institusi keluarga terbentuk. Di dalam hidup berkeluarga, Tuhan senantiasa ada dan berkarya. Keluarga-keluarga dapat menyadari kehadiran Tuhan ini dalam setiap aktivitas mereka sehari-hari. Dalam setiap kebersamaan keluarga, orangtua mengajar dan mewariskan nilai-nilai kepada anak-anak mereka. Proses ini adalah karya Roh sendiri yang hadir dan menaungi keluarga. Untuk itu keluarga-keluarga hendaknya beribadah seturut Sabda Allah yang bisa dikenal melalui Kitab Suci.

Bagian kedua berupa diskusi pendalaman materi bersama para narasumber. Rm John Pilis sebagai moderator mengarahkan diskusi-diskusi seputar Kitab Suci, Keluarga dan Perdagangan Manusia. Disepakati bersama bahwa perlu ada komitmen bersama semua pihak untuk mencegah perdagangan manusia. Perbudakan dan perdagangan adalah dosa, perbuatan keji, yang bertentangan dengan kehendak Tuhan sendiri. “Jadilah migran dan perantau yang cerdas!”
Seminar Studi ini dihadiri oleh 80 orang, yakni para peserta pertemuan Delegatus kitab Suci regio Nusra, dan para pastor paroki se-Keuskupan Agung Kupang.  

Seminar yang berlangsung di aula Wisma oemathonis Camplong ini berakhir sesudah santap siang bersama. Kegiatan berikut dari rangkaian kegiatan temu delkit Nusra ini masih akan dilanjutkan dengan penyusunan bahan katekese Bulan Kitab Suci Nasional, pada hari berikutnya. ***



Tidak ada komentar:

Posting Komentar