Kamis, 14 Mei 2015

Yesus Naik Ke Surga


Kamis, 14 Mei 2015
HARI RAYA KENAIKAN TUHAN
Warna Liturgi Putih

Bacaan Liturgi:
Kis 1:1-11; Mzm 47:2-3,6-7,8-9; Ef 1:17-23; Mrk 16:15-20; BcO Ef 4:1-24

Bacaan Injil Markus 16:15-20

15 Lalu Ia berkata kepada mereka: "Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk. 16 Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum. 17 Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, 18 mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh." 19 Sesudah Tuhan Yesus berbicara demikian kepada mereka, terangkatlah Ia ke sorga, lalu duduk di sebelah kanan Allah. 20 Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya.

Renungan:

Peristiwa Yesus naik ke surga merupakan persitiwa iman yang menyangkut keselamatan definitif di dalam Yesus Kristus. Kisah kenaikan Yesus ke surga menutup semua kisah penampakan Yesus. Yesus, Tuhan yang bangkit dengan jaya dan mulia di Hari Paska, kini terangkat ke surga, memasuki kemuliaan surgawi, duduk di sisi kanan Allah. Surga seringkali sulit kita bayangkan. Tetapi ada kepastian iman bahwa Yesus yang naik ke surga tidak meninggalkan murid-muridNya sebagai anak yatim. Ia tetap punya hubungan dengan dunia, bahkan dengan cara yang lebih intensif, hidup dan mendasar. “Dan Tuhan turut bekerja dan meneguhkan ajaran mereka dengan mukjizat-mukjizat.” Dalam bacaan I kita dengar tentang “awan yang menutupi Yesus dari pandangan para Rasul.” Ini bukan awan kedukaan, tapi tanda kehadiran, tanda penyertaan, tanda kemuliaan, tanda bahwa Yesus sungguh dekat dan bekerja lewat karya mereka. Justeru karena penyertaan Tuhan, daya kekuatan Tuhan memungkinkan keberhasilan para murid: “Orang-orang yang percaya akan mengusir setan-setan demi NamaKu, mereka akan bicara dengan bahasa-bahasa baru, mereka akan menlawan dan mengalahkan semua yang mengancam: ular berbisa, racun maut, bahkan menyembuhkan orang-orang sakit.” Inilah Tuhan yang terangkat ke surga tapi yang secara rohani masih tetap menyertai para murid dalam karya mereka, karena Ia telah berjanji: “Aku akan tetap menyertai kamu hingga akhir jaman.”

Pokok kedua, Injil dengan tegas menekankan tugas panggilan atau perutusan para Rasul: “Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk…” Siapa saja yang menjadi pengikut Kristus baik dalam sengsara, wafat dan kebangkitanNya, otomatis mendapat tugas dan panggilan untuk menjadi rasul dan saksi Kristus bagi dunia.

Peristiwa iman Yesus Naik ke surga mengajar kita untuk makin beriman, bahwa tujuan hidup kita yang terakhir adalah hidup bahagia bersama Allah Bapa di surga. Kematian dan penderitaan bukanlah akhir dari perjuangan kita, tetapi mahkota kemuliaan surga telah siap untuk semua saja yang percaya dan selalu berusaha untuk hidup menurut semangat hidup Yesus sendiri. Siapa yang ikut menderita bersama Kristus, akan bangkit bersama Dia dan akan masuk ke dalam kemuliaan surga. Inilah kepastian iman Kristiani: bahwa perjuangan kita bersama Kristus untuk keselamatan dunia tidak pernah percuma tetapi selalu diganjari dengan kemuliaan surga. Ini harus kita pegang teguh karena seringkali kesulitan hidup begitu menyuramkan hidup kita, sampai menutup mata iman kita akan kemuliaan surga. Bahkan seringkali kita pikir: surga itu hanya untuk para malaikat dan para kudus: kami yang biasa-biasa, berdosa, kotor hina-dina ini, pasti keliling-keliling saja. Yesus telah berjanji: “Aku pergi kepada Bapa untuk menyiapkan tempat, dan bila sudah siap, Aku akan datang kembali untuk membawa kamu ke tempat di mana Aku berada.”

Kenaikan Yesus ke surga juga mengundang kita untuk beriman sungguh dan tuntas, bukan iman setengah-setengah atau seperempat, seperdelapan, dst. Juga supaya terima tugas dan panggilan di dalam Gereja dengan penuh semangat dan entusiasme kristiani, bukan terpaksa, bukan sebagai beban dan kewajiban semata. Tugas perutusan Kristus adalah tugas kita, anggota-anggota Gereja dan tidak ada seorangpun yang terpaksa atau terbebani untuk tugas itu. Siapa yang kerja dengan setengah hati akan membuat Gereja menderita, sengsara Kristus akan makin bertambah dan surga makin jauh. Kita hanya bisa mencipta surga di dunia ini kalau kita menjalankan tugas-tugas dan pekerjaan kita dengan lapang hati, dengan senang dan rela hati, dengan ikhlas dan setia. Yang bertugas dengan terpaksa, biasa tidak mencipta kemuliaan surga tapi membuat surga dan dunia menangis meratapi nasibnya yang malang dan tak mampu dipulihkan.

Tuhan menyokong kita dengan kekuatan RohNya agar kita melaksanakan tugas perutusan kita dan menyebarluaskan warta keselamatan kepada segala bangsa.
Semoga Tuhan yang kini mulia di sebelah kanan Bapa tetap selalu menyertai kita dengan kekuatanNya. Amin.

kunlopis



Tidak ada komentar:

Posting Komentar