Belajar dari Yesus, yang menyerahkan seluruh diriNya untuk keselamatan dunia,
setiap manusia terpanggil untuk keluar dari diri.
Sikap keluar dari diri, menjembatani jurang pemisah antara yang berkecukupan dan yang belum berkecukupan. Sebab siapapun kita, kita ada untuk sesama.
Kesejahteraan lahir batin setiap manusia, adalah hak yang mutlak di peroleh. Dan karena berlaku universal, setiap orang, terpanggil untuk terlibat aktif, memungkinkannya. Kehadiran yang membantu sesama, hidup bersesama, di damba setiap insan yang hidup.
Dari Ekaristi, kita alami sendiri Tuhan yang memberi diri tanpa kehabisan stok kebaikan. RohNya menggerakkan setiap hati dalam cara dan peradabannya.
Menimba manfaat baik dari sikap memberi, kita terdorong selalu untuk keluar dari diri kita, dari kepentingan diri kita sendiri, berani mengangkat kepala, memandang ke depan dan di sekeliling kita. Sebab sesama adalah medan karya kita. Kebaikan hanya kita alami dalam kebersamaan.
Semangat orang-orang kudus dalam Gereja Katolik, menginspirasi setiap pengikut Kristus untuk menjadi sejati dalam kehadiran, dalam karya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar