Sabtu, 23 Maret 2019

ALLAH YANG PENUH KERAHIMAN DAN BERBELASKASIH ( luk 15:1-3, 11-32)

KEHIDUPAN berkeluarga adalah kehidupan yang sangat kompleks. Tidak hanya sekedar hidup bersama, punya anak, dan makan minum. Sekaya apapun keluarga ataupun semiskin apapun keluarga tetap tidak dapat memberi jaminan yang pasti bahwa menjalani keluarga seperti di atas jalan tol. Paling tidak, dengan hidup bersama dengan anak-anak asrama membuat saya makin mengerti tentang bagaimana kehidupan berkeluarga itu. Apalagi keluarga yang pnya banyak anak. Sudah tentu mental dan tipikal anak itu bervariasi.

Kita mengharapkan semua anak itu penurut, pintar, patuh, rajin, suka menolong dan lain sebagainya. Tapi kenyataannya ditemukan jg anak yang jauh dari harapan orang tuanya. Lantas bila ditemukan anak-anak yang seperti demikian, apakah orang tuanya mengabaikannya atau mengusirnya. Ada jg orang tua yg demikian dan ada jg yang dengan penuh kesabaran tetap mengasuh dengan penuh cinta perhatian dan hidup bersama.

Pepatah, "buah jatuh tidak jauh dari pohonnya" bisa benar juga tetapi belum tentu juga. Banyak juga yang jauh dari pohonnya. Kalau pohon itu tumbuh di tanah yg miring, bisa jadi buah itu menggelinding menjauh dr pohonnya.

Kisah injil hari ini tentang sebuah keluarga. Walaupun hanya memiliki dua orang anak laki-laki, tetapi memiliki perbedaan yang sangat mencolok. Anak bungsu meminta kekayaan sebagai jatah untuknya dan mendapatkannya, lalu menjual harta tsb, kemudian pergi merantau dan berfoya foya sampai semuanya habis. Ia pun melarat dan menjadi upahan dan bahkan makanpun ia tak punya sampai sampai harus makan makanan babi..  Sedangkan anak sulung, ia rajin, pekerja keras, penurut dan selalu membantu orang tuanya.  Ayahnya sangat mengenal kedua anaknya. Itulah sebabnya, mengapa ayah  gelisah terhadap si bungsu dan merindukan ia pulang dan menunggu kedatangannya.

Anak bungsupun pulang. Sebuah kegembiraan yang luar biasa bagi sang ayah, anaknya yang "tersesat, yang hilang" ditrmukan kembali. Pesta pun dibuat. Jubah yang terbaik diberikan kepadanya,, sepatu dan cincin yang indah dikenakan kepadanya.


Apapun alasannya, sejauh apapun hidup dan kejahatanan yang anak lakukan, namanya ayah yang baik selalu menerima anaknya dengan segala keadaannya. ITULAH GAMBARAN BAPA YANG BAIK, ALLAH YANG BERBELASKASIH, ALLAH YANG PENUH KERAHIMAN.

Cinta dan kebaikan Tuhan, melampaui dosa dan salah anak manusia.   Cerita kemiskinan, kelaparan bahkan harus makan makanan babi oleh anak bungsu tsb, menggambarkan ttg kehancuran, kejatuhan dan kehilangan anak manusia akibat dosa. Dan sangat tragis. Ttpi Bapa yang maharahim selalu merindukan dan mengharapkan manusia pulang dan berbalik ke Bapa dan rumahnya. Karena hanya bersama dengan Bapa dan tinggal bersama denganNya, semua anak manusia dapat mengalami berkat dan kelimpahan kasih dan pengampunannya. Berbalinya anak bungsu, menggambarkan pertobatan yang sungguh luar biasa. Dan mengenakan jubah yang terbaik, pakaian, sepatu dan cincin yang indah menggambarkan penerimaan Bapa terhadap kita yang mau bertobat. Jubah lusuh, pakaian kotor dan tengik, tangan yang kotor, serta sendal yg buruk, diganti dengan jubah yg terbaik, pakaian baru, cincin serta sepatu yang indah, menggambarkan sebuah perubahan. Jadi pertobatan menghasilkan perubahan  total. Hidup yang lama diganti ke hidup yang baru.

Di masa prapaskah ini, Tuhan memberikan waktu yang luas bagi kita untuk berbalik. Alias bertobat. Keadaan dosa adalah suatu keadaan diamana kita meninggalkan Allah dan menjauhkan diri dariNya. Itulah hakikat dari dosa. Namun Allah Tdk peduli sdh sejauh mana kita menjaub dr Tuhan. Tuhan tetap menunggu kita dengan setia anaknya pulang dan kembali ke dalam pelukan kasih kerahimanNya.

Saudara saudari...Allah dgn setia.menanti kita untuk pulang kembali. Allah tdk menuntut apa2 dari kita. ALLAH MERINDUKAN KITA SEMUA..
SEMOGA TUHAN MEMBERKATI KITA SEMUA.

rm.fidelisdewa.pr

Tidak ada komentar:

Posting Komentar