Kamis, 19 Februari 2015

Tradisi dan Kepercayaan

MOHON ijin menjelaskan,

Tahun baru Imlek adalah kegembiraan merayakan datangnya musim semi. Di negara Tiongkok atau yg sekarang dikenal dengan RRC, ada 4 musim dalam setahun.
Imlek ada di musim semi dan karenanya sebagian orang mengucapkannya Sin Cun Kionghie dalam dialek (Hokkian) yg mengungkapkan kegembiraan di musim semi, sebagai awal dari 4 musim yg ada.

Warga Cina, awalnya adalah pemilik kepercayaan pada ajaran Tao dan Khonghutju. Mereka sangat menjunjung tinggi hormat pada leluhur dan bakti kepada orang tua. Dalam setiap perayaan mereka selalu mengawalinya dgn memberikan hormat kepada arwah para leluhur, mendoakan mereka kepada 'Tian' dan mohon doa/keselamatan dari mereka yg sdh beda alamnya.

Tradisi inilah yg sering keliru diartikan sebagai ritual agama. Banyak orang lalu mengatakan - saya katolik, saya nggak Imlekkan.
Pada kenyataannya, ada banyak teman2 saya yg beriman Katolik taat, tapi semalam mereka mengadakan makan malam bersama keluarga besar. Sebelum makan, mereka mendaulat salah seorang untuk berdoa .... secara Katolik.

So, jika dalam keluarga Jawa ada upacara Tedak Siten, dikeluarga mereka ada acara menghormati meja leluhur. Mereka mendahulukan menyiapkan makan malam utk leluhur dan mereka yg sdh berpulang, sebelum akhirnya duduk bersama anggota keluarga besar yg masih hidup untuk santap malam bersama.
Apa arti makan malam bersama itu? Bukan sekedar pesta pora, tetapi ungkapan rasa syukur bahwa mereka masih diberi kesehatan hingga (tahun ini) masih bisa bertemu, saling peluk dgn penuh kerinduan. Kesibukan nyata2 membuat mereka hampir tidak jumpa meski tinggal satu kota.

Kebetulan saja, kemarin adalah hari penerimaan Abu. Umat katolik puasa dan pantang, bertobat dan berupaya dapat hidup baru dan menerima abu di keningnya.
Puasa itu sendiri sebenarnya sudah berakhir saat matahari terbenam dan pantang itu sendiri tidak diwajibkan jenisnya. Artinya, tidak ada ketentuan itu harus berupa makanan.

Kiranya jangan ada diantara temans yg mentabukan mereka yg semalam kumpul keluarga atau ada temans yg menghindari makan malam sukacita dgn hanya makan mi instan kuah dan nasi.

Kita belajar membedakan tradisi dan keagamaan, lakukan keduanya dengan wajar dan sesuai keperluannya.

Jika tidak paham sebaiknya bertanya pada pihak yg paham dan bertindaklah bijaksana tanpa membuat penghakiman kepada pihak lain.

Semoga tulisan ini bermanfaat. Terima kasih kepada keluarga Palandie - Aditio yg sdh menjelaskan asal mula tradisi imlek.

Syalom.

by ignatia jessica

https://www.facebook.com/photo.php?fbid=884571551604423&set=a.543904225671159.1073741824.100001547603046&type=1&theater

Tidak ada komentar:

Posting Komentar