Bacaan Liturgi:
2Taw 36, 14-16.19-23; Flp 2, 4-10; Yoh 3, 14-21
Renungan
Diceritakan, saat Tuhan Yesus mati di salib, ada 3 wartawan yang datang untuk meliput peristiwa itu. Wartawan I beragama Katolik dan dia datang saat Tubuh Tuhan masih tergantung di salib. Hasil fotonya itulah yang sekarang berupa salib yang terpasang di Gereja/Kapela/Rumah orang Katolik. Wartawan II beragama Protestan. Dia datang kemudian, saat jenazah Yesus sudah diturunkan dari Salib. Dia foto hanya salib tanpa jenazah Yesus. Fotonya yang sekarang dipakai di Gereja-Gereja Protestan: Salib tanpa Corpus. Wartawan III beragama Islam. Dia datang sesudah matahari terbenam, sudah malam, saat jenazah dan salib Yesus sudah disingkirkan orang. Dia hanya foto bulan-bintang di langit. Itulah bulan-bintang yang ada di mesjid-mesjid.
Wartawan-wartawan tadi adalah wakil dari pencahari-pencahari sesuatu untuk diabadikan. Inilah pencaharian seluruh umat manusia akan keselamatan, tidak peduli, entah apapun agamanya.
Bagi kita orang Kristen Katolik ada inspirasi: “Kita telah mati karena kesalahan-kesalahan kita, tetapi diselamatkan oleh kasih karunia.” Demikian keyakinan St. Paulus dalam bacaan II hari ini. Dan Penginjil Yohanes menyabung: “Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan PuteraNya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepadaNya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal.”
Bukan suatu kebetulan, bukan pula karena nasib malang, bukan pula karena kejahatanNya, maka Yesus terpasung di atas salib yang terpancang di Golgota, lalu mati secara mengenaskan! Sebab “seperti Musa meninggikan ular di padang gurun, demikian Anak Manusia harus ditinggikan.” Kemudian Yesus akan berkata lantang dalam keyakinanNya: “Dan Aku, apabila Aku ditinggikan dari bumi, Aku akan menarik semua orang kepadaKu” (Yoh 12, 32). Salib Tuhan yang terpancang dan membuat Tuhan terentang antara langit dan bumi, adalah tanda paling hidup bahwa Allah sungguh setia dan sungguh besar kasihNya kepada kita! Sekaligus menunjukkan bahwa kita manusia selalu tidak setia, lebih suka bergelimang dalam dosa, lebih suka bersembunyi di dunia gelap. Justru lewat salib PuteraNya, Tuhan secara agung menghubungkan kasihNya yang mahasetia dengan ketidaksetiaan kita manusia. Salib lalu jadi tanda perdamaian, tanda pemulihan, tanda kelahiran baru, tanda harapan. Dari salib, Kristus ingin melahirkan kita sebagai manusia-manusia baru, “lahir baru di dalam Allah,” menjadi orang-orang tertebus karena cinta dan kesetiaan Allah.
Cardinal DaniĆ©lou menulis: “Antara dunia kafir dan Allah ada hanya satu ikatan tunggal, yaitu Salib Kristus. Makanya kalau kita ingin kembali kepada Allah, satu-satunya jalan ialah melalui Salib. Kita dipanggil untuk menyerupai salib Kristus sebagaimana ditegaskan St. Paulus: “Kita membawa dalam tubuh kita penderitaan Kristus, Tuhan.” Tetapi sebelum kita sendiri memikulnya karena ketidaksetiaan kita, Kristus telah lebih dahulu memanggulnya untuk kita.
Kita perlu membina kesadaran agar makin peka terhadap dosa dan akibat-akibatnya yang mengerikan. Kita perlu sadar kelemahan, sadar kejahatan, sadar kemalangan. Mengapa? Karena “Dunia ini lebih menyukai kegelapan dan membenci terang, sebab perbuatan mereka jahat.” (Yoh 3, 19). Atau seperti dikatakan St. Paulus: ”Aku bersifat daging dan terjual di bawah dosa.“ (Rom 7, 14). Banyak kali kita sengaja tidak sadar, tidak tahu, karena kita mengingkan agar dimengerti, dimaklumi kalau kita buat salah. Inilah “Mekanisme Maklum.” Rupanya kita telah sukses menghasilkan begitu banyak “Master Maklum”.
Kita perlu juga makin sadar akan rahmat dan kasih karunia Allah yang berdaya menyelamatkan dan membaharui hidup kita. Bangsa Israel dibebaskan dan diberi kesempatan untuk kembali ke Yerusalem; kita dihidupkan kembali dalam Kristus; Allah sedemikian mencintai dunia ini sehingga Ia menganugerahkan PuteraNya yang tunggal agar dunia diselamatkan. Allah telah memancangkan salib hidup di bumi ini. Itulah tanda harapan, tanda pengampunan dan tanda penyelamatan dalam Kristus. Semoga Kristus, Tuhan tersalib, sungguh menyelamatkan kita dari dosa dan kesesatan dan menghantar kita kepada Allah, Sumber Cinta dan Keselamatan. Amin.**
Tidak ada komentar:
Posting Komentar