MINGGU BIASA II
Yes 62:1-5; 1 Kor 12: 4-11; Yoh 2:1-11
PENGANTAR
RENUNGAN:
Ada dua point penting
yang perlu kita renungkan:
1.
Perjamuan Nikah (ayat 1-2)
Ada pesta perkawinan di Kana, dan ibu Yesus ada di situ. Yesus juga
turut diundang ke pesta perkawinan itu. Inilah perjamuan kawin dikalangan
keluarga yang jadi symbol dan konteks ideal bagi epifani Kristus. Perjamuan
inilah biasanya ditandai kegembiraan: ada makanan khas, ada minuman, ada
tari-tarian dan musik dan kata-kata peneguhan, ada acara khusus untuk para
mempelai; disana ada kegembiraan yang dibagi, ada cinta yang diresmikan, ada
sukacita dan pertalian keluarga. Pada saat istimewa ini Yesus ingin
mengkomunikasikan kemuliaanNya kepada sahabat-sahabatNya.
2.
Campurtangan Bunda Maria.
Saat mereka kehabisan anggur, ibu Maria sungguh sadar akan apa yang
akan terjadi: pesta akan kacau karena orang tidak dapat anggur, mengamuk,
mengancam, dan mengganggu suasana pesta. Bunda Maria dekat ke Yesus dan minta
tolong.
Dalam hidup yang mengalami kekurangan, yang mengancam dan membuat
orang malu, membuat orang dalam bahaya, Bunda Maria senantiasa tampil sebagai Pengantara
Rahmat, Bunda Penolong orang-orang yang bersusah. Saat paling menentukan :
saat Yesus di atas salib.
3.
Anggur.
Symbol paling bagus dalam KS yang menggambarkan
kegembiraan/kebahagiaan jaman Mesias. “Tuhan semesta alam akan menyediakan di
gunung Sion suatu perjamuan dengan masakan yang bergemuk dan bersum-sum, anggur
tua yang disaring endapannya... dan Tuhan akan meniadakan maut untuk
selama-lamanya...(Yes 25:6.8).
Di Kana, anggur yang tersimpan sampai semua orang minum dan puas
adalah lamabang sukacita karena kehadiran Kristus yang menyelamatkan.
Kristus adalah kehadiran paling sempurna, kehadiran paling menggembirakan,
“Anggur paling baik” yang membawa berkat dan rahmat Allah secara
berlimpah-limpah bagi manusia.
Kristus hadir secara definitif dan mengubah keadaan hidup kita yang
serba berkekurangan, penuh dengan segala bentuk kesusahan, kecemasan, ancaman
dengan keselamatanNya yang sungguh membuat kita senang dan bahagia.
Kita sering kali mengadakan pesta perkawinan. Apakah dalam suasana
kekeluargaan, cinta dan kebahagiaan, Tuhan masih kita undang hadir? Ataukah
pesta-pesta nika telah berubah jadi arena tanding, arena gengsi, arena
persangan tak sehat, bahkan arena permusuhan karena kita bertindak tidak
manusiawi/berapa banyak pesta kacau karena orang hanya pergi untuk mengancam,
lirik...dan buat kacau,dst...
Makan minum perlu menjadi lambang dan berkat yang membuat kita
bertemu dengan Tuhan secara sangat hidup dan konkrit. Jangan sampai makanan dan
minuman membuat kita lupa Tuhan karena sikap kita yang salah.
Semoga dalam stiap situasi hidup, Bunda Maria membantu kita
mengalami kehadiran Yesus PuteraNya sebagai sumber kebahagiaan sejati. Semoga
amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar